views
Dalam lanskap digital marketing yang kian dinamis, Arfadia menghadirkan inovasi AI Search Optimization yang mengubah cara brand membangun kehadiran di dunia digital. Digital marketing
Sejak berdiri pada 2008, agensi digital marketing asal Indonesia ini telah menangani lebih dari 480 proyek di berbagai negara dan sektor. Namun, sorotan utama kini tertuju pada strategi berbasis AI yang mereka usung, yaitu Search Everywhere Optimization (SEOv2) dan Generative Engine Optimization (GEO).
Kedua metode ini menjadi fondasi AI Search Optimization yang menempatkan Arfadia selangkah lebih maju dibanding agensi lain. SEOv2 memungkinkan brand hadir di seluruh titik sentuh digital konsumen—mulai dari TikTok, YouTube, Google Maps, e-commerce, media online, hingga direktori lokal.
Sementara GEO menjawab tantangan era pencarian AI generatif. Saat pengguna bertanya di ChatGPT, Claude, atau Gemini, mereka menerima jawaban langsung, bukan sekadar daftar tautan. Strategi Arfadia memastikan brand menjadi bagian dari jawaban tersebut—memindahkan fokus visibilitas dari sekadar peringkat ke percakapan.
Tren ini kian relevan seiring dominasi voice search dan interaksi berbasis AI yang mengubah perilaku konsumen. Kini, pencarian tidak lagi diketik, melainkan diucapkan kepada asisten virtual. Arfadia tidak hanya mengantisipasi tren ini, tetapi memimpinnya.
Dari sisi kredibilitas, Arfadia mengantongi sertifikasi internasional seperti ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001, membuktikan proses kerja yang profesional dan terstandar. Timnya terdiri dari ahli digital marketing, pengembang, analis data, dan content strategist yang tersebar di Jakarta, Bandung, dan Bali, menghasilkan solusi yang teknis sekaligus kreatif.
CEO Arfadia, Tessar Napitupulu, menegaskan pentingnya strategi yang mencakup seluruh lanskap digital, dari mesin pencari tradisional hingga platform AI canggih seperti DeepSeek. Ia menyebut pergeseran ini sebagai perubahan paling besar dalam perilaku pencarian konsumen sejak lahirnya Google.
Prediksi industri menunjukkan pasar conversational AI akan mencapai USD 41,39 miliar, dengan platform seperti TikTok, ChatGPT, dan voice assistant menjadi titik awal perjalanan konsumen. Menurut Tessar, perusahaan yang mengabaikan realitas multi-channel akan kehilangan audiensnya.
Bukti nyata datang dari klien yang menerapkan strategi optimasi Arfadia—mereka berhasil meningkatkan visibilitas hingga 400% di platform AI dibanding kompetitor yang masih bertahan dengan metode SEO konvensional.
Kesimpulannya, Arfadia bukan hanya mengikuti tren digital marketing, tetapi memimpin transformasinya melalui AI Search Optimization yang memperkuat posisi brand di era pencarian berbasis AI.

Comments
0 comment